Mahasiswa vokasi Universitas Indonesia (UI) di tahun 2013 tidak lagi perlu menumpang kuliah di fakultasnya, karena mereka akan memiliki gedung perkuliahan sendiri yang berlokasi di sekitar Kukusan Kelurahan (Kukel). Untuk menandai pembangunan gedung tersebut, maka pada Senin (09/08) dilakukan pemancangan tiang pertama gedung vokasi yang dilakukan Rektor UI, Prof. Dr. der. Soz Gumilar Rusliwa Somantri. Acara dihadiri Walikota Depok, Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Ir. Muhammad Anis M.Met, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Kerjasama Industri, Sunardji, SE, MM, Sekretaris Universitas, Prof. Dr. I Ketut Surajaya M.A, Ketua Vokasi UI, Dr. Muhammad Hikam dan Direktur Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Prof. Dr. Johny Wahyuadi Mudaryoto Soedarsono.
Gedung perkuliahan vokasi direncanakan terdiri dari enam lantai dan mampu menampung sekitar 9900 mahasiswa, 240 staf pengajar dan 110 karyawan dengan total luas keseluruhan bangunan mencapai 32.000 meter persegi dari empat hektar luas area yang dimiliki. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pembangunan Gedung Vokasi,Prof. Dr. Ir. Emirhadi Suganda M.Sc., ketika memberikan laporan di hadapan Rektor UI. Menurut Emir proses pembangunan gedung vokasi akan melalui tiga tahap, yaitu di tahun 2010 akan dibangun area seluas 1,3 hektar dengan luas bangunan mencapai 12.500 meter persegi. Tahap pembangunan yang kedua dilaksanakan pada 2012 dengan membangun 3 gedung yang memiliki area seluas 9500 meter persegi dan terakhir di tahun 2013 akan dibangun 4 gedung dengan luas 10.400 meter persegi. Gedung vokasi direncanakan memiliki tiga jenis bangunan yaitu gedung perkuliahan yang terdiri dari enam lantai, gedung administrasi dan laboratorium yang juga terdiri dari enam lantai serta gedung pusat bisnis. Proses pembangunan gedung ini telah dimulai dengan diselenggarakan sayembara design gedung vokasi yang berlangsung pertengahan 2009.Realrich Sjarief, ST. MUDD. IAI terpilih sebagai pemenang sayembara desain gedung vokasi. Arsitek Institut Teknologi Bandung (ITB) yang lulus pada 2005 ini
merasa bangga bisa terpilih dan menyisihkan sekitar 100 peserta lainnya. Ditemui di sela-sela kegiatan pemancangan tiang pertama gedung vokasi, Realrich mengungkapkan bahwa ia berusaha memikirkan desain gedung perkuliahan yang sesuai trend bahkan hingga 30 tahun yang akan datang. Ia prediksikan di masa yang akan datang, arsitektur lebih cenderung mengikuti tren yang ramah terhadap lingkungan. Masih menurut Realrich ,gaya arsitektur yang murah, rasional dan moderat diprediksikan akan menjadi primadona di waktu mendatang. “Oleh sebab itu saya mendesain gedung vokasi dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki dengan menghubungkan titik-titik terbaik yang ada di vokasi UI,” ujarnya. Ini akan berdampak kepada desain yang berorientasi pada manusia. Di akhir pembicaraan, Realrich berharap desain yang telah ia buat bisa terealisasi sesuai dengan fungsi utamanya sebagai gedung perkuliahan.
Indonesia masih membutuhkan lulusan program vokasi. Hal tersebut diungkapkan Gumilar selaku Rektor UI, ketika memberikan sambutan. Dalam kesempatan itu ia juga membantah isu yang mengatakan UI menghapuskan program vokasi (D3) karena ingin menjadi universitas riset. “Itu sama sekali tidak benar,” bantah Gumilar. Menurutnya UI memang akan memisahkan program vokasi dari fakultas lalu menggabungkannya dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan membentukUI College. “Sehingga pihak fakultas bisa berkonsentrasi untuk menjadi universitas riset,” tutur mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) ini. Gumilar pun berharap lulusan vokasi UI dapat menjadi lulusan bermutu yang siap bersaing di dunia kerja. Harapan yang sama juga dilontarkan oleh Nur Mahmudi Ismail selaku Walikota Depok. Ia berharap vokasi UI dapat menyediakan sumber daya manusia yang siap pakai dan dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja.
Sumber : www.ui.ac.id
BalasHapus