Selasa, 2 november 2010. Pada hari ini, satu kisah baru bergema di ruang kelas B.204. Sebuah kisah yang memberikan gejolak semangat baru bagi para penuntut ilmu sejati yang hendak melanjutkan jenjang pendidikan ke luar negeri, khususnya Inggris. Cerita ini dikemas amat sangat sederhana. Sebuah perjalanan hidup yang akan menjadi saksi bisu atas keajaiban yang tersembunyi di negeri Inggris.
Tak pernah terbayangkan dalam benak sekalipun akan berkunjung ke Negara eropa, apalagi Inggris. Probabilitas yang ditunjukkan bahkan mungkin akan menghasilkan nilai negatif, jika berkaca dari situasi dan kondisi saat ini. Berawal dari sejarah perjalanan hidup terkadang memberikan begitu kenangan yang amat sulit dilupakan. Kesempatan yang datang selalu membutuhkan usaha yang besar untuk memberikan peluang terhadap keinginan dan tujuan hidup kita. Begitu juga dengan kisah sederhana ini.
Sangat naif memang jika hanya mengandalkan cerita yang dikulas beberapa menit di sela-sela pembelajaran di kelas B.201, tapi entah mengapa selalu memberikan energy positif untuk terus melangkah maju dan bergerak dengan yakin. dimana ada kemauan pasti ada jalan…
Hari ini, ruangan B.201 serasa ruangan yang terletak di tengah kota London. Betapa cerita unik dan menggelitik mengalir mengisi roda waktu yang terus berputar. Membawa angan terbang ke negeri seribu impian. Inggris.
Eksotisme Budaya negara eropa, berawal dari sebuah cerita pembelian kamera canon oleh seorang mahasiswa s3 yang mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di negeri yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Inggris. Mahasiswa S3 yang berasal dari negera Indonesia. Mendapatkan kesempatan untuk kuliah di inggris dengan modal beasiswa.
Mengapa tulisan ini di beri judul eksotisme budaya negara eropa, khususnya inggris. Karena sejatinya begitulah kenyataannya. Di negara inggris, pelanggan dapat mengembalikan barang yang sudah dibeli jika si pelanggan tidak menyukai barang tersebut atau barang tersebut diketahui rusak atau cacat. Bayangkan betapa indah nian bukan. bayangkan jika saja hal serupa berlaku di Indonesia ?, apa jadinya penjual di negara kita, bisa gulung tikar semua mereka... hehehehe….
Hal tersebut tentu bukan hanya semata-mata dicapai karena atas dasar budaya, tetapi nilai-nilai moral yang yang dimiliki oleh warga negara inggris sangat baik, bahkan lebih baik dari pada negara kita sendiri dalam berbagai hal...
“Pada suatu hari, saya membeli sebuah kamera merk Canon, namun pada hari berikutnya saya mengembalikan kembali kamera tersebut karena pada kamera tersebut tertulis made in Indonesia. Lantas buat apa saya pergi jauh-jauh kalau toh ternyata buatan Indonesia. Dan ternyata kamera tersebut bisa dikembalikan tanpa ada perasaan marah sekalipun dari si penjual.” Jelas mahasiswa s3 di ruangan B.201.
Berbicara mengenai label made in Indonesia jangan kaget kalau biasa ditemukan dinegara-negara besar seperti eropa dan amerika. Mungkin sebagai warga negara Indonesia, kita boleh bangga produk-produk dari Indonesia bisa menembus pasar internasional. Tapi dibalik itu semua tahukah kita, seluk beluk barang produksi yang dijual di pasar internasional yang berlabelkan made in Indonesia, kebanyakan warga negara Indonesia hanya dijadikan buruh kasar saja. Sangat menyedihkan mendengar kisah buruh di negara kita. Bekerja dengan tenaga ekstra namun upah yang diterima tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan dan keuntungan yang dihasilkan dari hasil produksi barang tersebut. Betapa sangat miris mengetahui itu semua..
“Kalian jangan pernah merasa takut untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Saya akan merekomendasikan kalaian jika ada yang berani untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri dan belajar kebudayaan negara tersebut. Karena dengan bagitu kalian akan lebih bisa mengenal keperibadian orang dan bisa saling menghormati serta mengharga satu dan lainnya.”
Sebuah kalimat sangat sarat makna. Membakar semangat yang terpendam di dalam dada. Jangankan bermimpi belajar ke negeri orang, berhayal saja tidak berani. Namun setelah mendengarkan kisah-kisah menarik di ruangan B.201 semua hilang seketika. Seakan ada aura yang terpancar keluar dari dalam tubuh. Membawa jiwa dan raga kita berkelana ke negara manapun di belahan dunia ini sesuai dengan kemauan kita.
“Korea sekarang lagi mengekspos negaranya untuk memberikan beasiswa pendidikan. Hongkong juga demikian dan tentunya negara-negara lainnya. ”
“ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Inggris. Saya sempat membuat orang inggris bermuka masam. Hanya karena hal sepele sebenarnya. Karena budaya dalam berbahasa. Itu saja. Tidak lebih tidak kurang.”
Ketika itu saya ditawarkan beberapa alat tulis oleh pihak pemberi beasiswa..
“do you want pencil ?”
“Yes”
“Do you want book ?”
“Do you want book ?”
“Yes”
Saya perhatikan raut wajah petugas yang menawarkan saya buku dan pensil tampak kesal. Kesalahan apa yang saya lakukan ??,, saya tidak menolak satupun apa yang dia tawarkan, namun mengapa dia begitu kesal. Kesalahannya terletak pada tata bahasa. Budaya berbahasa orang eropa sangat indah sekali. Kata yang sering mereka pergunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kata “thank you” dan “please”… itulah kesalahan saya., menjawab dengan tata bahasa yang seharusnya orang inggris biasa lakukan.
Negara eropa memiliki tata bahasa yang sangat indah dan sopan. Tidak seperti di Indonesia saat ini. Coba saja dengarkan percakapan orang di pasar, terminal, bahkan di kampus sekalipun, berapa banyak orang yang sering menggunakan kata (maaf sebelumnya) “Tai atau kotoran” pasti ada saja yang mengeluarkan kata jijik seperti itu atau sejenisnya.
Beberapa kisah lainnya yang menggambarkan betapa inggris memiliki nilai bahasa yang sangat sopan dan patut untuk ditiru oleh orang Indonesia. Ketika ada teman kita yang kelihatan pucat. Maka sebagai seorang teman yang baik tentunya kita akan bertanya “are you sick ?” wajah yang pucat tiba-tiba berubah menjadi merah garang karena mendengar kalimat yag keluar dari mulut kita. Pertanyaannya adakah yang salah dengan kalimat kita ????…
Sekali lagi permasalahannya hanya terletak pada budaya berbahasa. Sangat sepele bukan. ya, tapi iulah kenyataannya. Orang inggris tidak suka mendengar kata-kata negative seperti kata sick di atas… seharusnya adalah “are you ok ?” atau “you are right”… kecil bukan kesalahannya. Tapi begitulah kenyataannya, karena seolah-olah kita mendoakan orang agar dia dalam keadaan sakit jika kita gunakan kalimat “are you sick?”.
Ucapan selamat juga menjadi kebiasaan dari orang inggris pada umumnya. Mereka akan menyapa kita dengan sapaan “good morning love”, jika pagi hari. Begitu juga jika siang, malam ataupun ketika berpapasan. Begitu bersahabat. Inilah eksotisnya budaya negara eropa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar