WELCOME

Selama nafas terus berhembus... Selama Jantung terus berdetak... Selama kaki tetap berpijak....

Selama itu pula aku akan bertahan...
Bertahan di Dunia Mu... Hanya untuk beribadah Kepada Mu...

Alhamdulillah.... Thanks Allah of Your Blessing... Hiasi Hidup agar lebih hidup.....

Kamis, 23 Juni 2011

Renungan sore ini di pinggir danau UI...

Di bawah temaramnya langit...
Di belakang gedung baru perpustakaan UI...

inspirasi... yaps,,, inspirasi...

...inspirasi itu seakan terhampar di luasnya danau UI...

di sisa waktu batrai laptop yang hanya tinggal 10% lagi...

ijinkan aku mengucapkan...

"Alhamdulillah.. Thank you Allah..:)"
 
menatap senja dari danau UI...
menyaksikan keajaiban alam di kala mentari tenggelam di ufuk barat...
menatap awan yang berwarna jingga. bersatu padu dengan indahnya gedung balairung...

air danau yang terhampar luas. berwarna hijau tua...
...ada dua gadis dan sekelompok mahasiswa berada di pinggir jembatan yang menjorok ke danau...

hmm... hmm....

it`s beautiful... :)
 
What a beautiful of today... :)

Life is a wonderful land...

enjoy it or leave it ! ^^v
 
 

Senin, 20 Juni 2011

Indahnya Seni

Dears reader...

Kali ini saya akan serinbg sedikit tentang seni...

Hm.,.. berbicara masalah seni tentu tak lepas dari masalah pro dan kontra...

terkadang sesuatu yang konyol itu di pakai dalih seni,,,
namun, yang harus kita ketahui adalah seni membawa kesenangan bagi diri kita..

jadi bener banget yang katanya seni itu normatif.. jadi tergantung orang yang memanandangnya...

ada kalanya seni itu bisa di nikmati olehg semua kalangan, ada juga seni yang hanya bisa di nikmati oleh orang-orang tertentu..

contohynya nasyid,,, nah tentu7 ini seni dakwahnya kaum muslim.. ga mungkin bs di nikmati oleh orang kristen , hindu, budha atau lain sebagainyal...

yaps,,, itulah indahnya seni,,,:)

hehehe ga nyambung sama judulnya yah,,
wkwkwkw

yang pentinbg nulis dulu aja,,

kebetulan di depan gedung B101 Fmipa ui ada yg lain latihan nyanyi nh..

kayaknya mereka mau tampil nh,,

nah musik jg seni lho..

so,, lets enjoy your beauty with seni..

Minggu, 19 Juni 2011

Life is chooses....

Dears,, temans

Menulis merupakan hal yang sangat asyik jika kita menikmatinya ?
Right ?

Tapi kalo begitu semua pekerjaan juga asyik donk jika menikmatinya...

yaps, benar sekali, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan menikmatinya pasti terasa lebih asyik walaupun hal yang kita lakukan merupakan hal kecil. dari pada melakukan hal besar namun tidak mengasyikkan..

nah lho mending pilih yang mana ?

kebanyakan orang pasti akan bilang " Saya tidak pilih dua2 nya"

yang dia mau adalah pekerjaan besar dan mengasyikkan...

namun sadarkan kita ????

bahwa pilihan itu tidak ada ????

mana mungkin kita memilih sesuatu yang tidak ada piliyhannya ?

contoh ada orang yang mau memberi anda satu dari dua barang berikut...
pilih mobil atau rumah ???

nah,, teruss orang itu bilang saya tidak mau dua duanya.. saya mau nya apartement...
akhirnya orang itu tidak mendapatkan apa apa....
dan masih banyak lagi contoh kehidupan sehari-hari yang sering kita temui....


nah.,.. jadi mulai dari sekarang berhentilah memilih yang tidak ada dalam pilihan ok,,, ???


Minggu, 22 Mei 2011

"Dulu Yahudi, Sekarang Kaum Muslimin Jadi Target Kebencian di Eropa"


Kaum Muslimin di Eropa sekarang menggantikan posisi kaum Yahudi di Eropa pada masa lalu ketika orang-orang Yahudi menjadi target diskriminasi dan kecurigaan masyarakat Eropa.

Hal tersebut diungkapkan cendikiawan muslim asal Swiss, Tariq Ramadan dalam sebuah seminat di Universitas Bilgi, Istanbul, Turki, pada Jumat pekan kemarin. Menurut cendekiawan muslim yang sekarang menjadi profesor tamu di Universitas Oxford itu, saat ini ada aliansi-aliansi baru di Eropa yang menolak kehadiran kaum Muslimin, dan orang-orang yang dulu menolak Yudaisme sekarang menolak keberadan Islam dan Muslim di Eropa.

"Sikap diskriminatif orang-orang Eropa ini, bukan hanya pada isu Islamisme; tapi juga menyoal perjungan sebuah kekuatan. Pola pikir masyarakat Eropa belum terintegrasi bahwa Islam juga bagian dari agama bagi masyarakat Barat," ujar cucu pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hasan Al-Banna ini.

"Tokoh-tokoh seperti Marine Le Pen, pemimpin Partai Front Nasional di Prancis, dan politisi Belanda Geert Wilders, menerapkan politik untuk menimbulkan ketakutan orang terhadap Islam, dan ini sangat berbahaya," sambung Ramadan mengecam Islamofobia di Eropa.

Menurutnya, yang menjadi ketakutan orang-orang Eropa terhadap Islam yang memicu makin meningkatnya sikap anti-Islam adalah, perubahan demografi populasi Muslim di Eropa. "Makin banyak Muslim yang menjadi orang Eropa, Islam akan makin jadi persoalan bagi masyarakat Eropa," tukas Ramadan.

Pada kesempatan itu, Ramadan juga mengkritik pidato Presiden AS Barack Obama tentang Timur Tengah dan dunia Islam yang disampaikan pada Jumat (20/5). Ia mengkritik Obama karena tidak menyebut-nyebut peranan Turki terkait situasi Timur Tengah.

"Saya kira, apa yang tidak disentuh Obama dalam pidatonya, lebih penting dari yang ia sebut-sebut dalam pidato tersebut. Mungkin AS punya kepentingan-kepentingan lainnya di kawasan, yang tidak kita sadari," kata Ramadan.

Ramadan also criticized U.S. President Barack Obama for not touching on Turkey during his speech Thursday regarding the Middle East.

Ia juga mengatakan bahwa AS punya rencana dibalik permintaannya agar Bank Dunia dan IMF menstabilkan serta memodernisasi perekonomian di Tunisia dan Mesir. Menurut Ramadan, permintaan itu menunjukkan bahwa AS sedang berusaha agar negara-negara yang baru saja mengalami revolusi seperti Tunisia dan Mesir, menjadi negara yang secara ekonomi akan bergantung pada AS, meski negara-negara tersebut termasuk aman dari sisi perekonomiannya. (ln/Hurriyet)

sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/dulu-yahudi-sekarang-kaum-muslimin-yang-jadi-target-kebencian-di-eropa.htm

Jumat, 20 Mei 2011

"Tentara Islam" Gaza Dimasukkan AS dalam Daftar Teroris Internasional


Amerika Serikat mengumumkan hari Kamis (19/5) bahwa Tentara Islam (Jaisyul Islam), sebuah kelompok perlawanan Salafi Jihadi yang berbasis di Jalur Gaza, telah ditambahkan ke dalam daftar teroris internasional.
Tentara Islam menjadi terkenal pada tahun 2006 ketika bekerja sama dengan Hamas untuk menangkap prajurit IDF Gilad Shalit, dan juga terlibat dalam penculikan tahun 2007 terhadap wartawan BBC Alan Johnston. Namun kedua kelompok pejuang Palestina asal Gaza ini sekarang saling bersaing.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Tentara Islam, yang berhubungan erat dengan Salafi Jihadi di Gaza, juga bertanggung jawab atas sejumlah serangan roket terhadap Israel dan serangan terhadap warga sipil Mesir tahun 2009 yang mengakibatkan korban dan kematian.
"Tentara Islam sebelumnya bekerja dengan Hamas dan mencoba untuk mengembangkan kontak yang lebih dekat dengan al-Qaidah," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, mencatat bahwa kelompok itu telah merilis sebuah pidato penghormatan untuk pemimpin al-Qaidah Usamah bin Ladin setelah ia dibunuh di Pakistan oleh pasukan AS pada tanggal 2 Mei lalu.(fq/ynet)

sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/kelompok-tentara-islam-gaza-dimasukkan-as-dalam-daftar-teroris-internasional.htm

Rabu, 18 Mei 2011

Semua Indah Dalam Rambu-Nya


Senyumku jadi mengecut, pakaian terusan (gamis) kesayanganku, si coklat berbunga gelap itu malah terus-menerus jadi perhatian orang sekitar. Awal spring identik dengan baju terusan, tapi bukan yang menutup aurat, biasanya yang ‘lagi in’ adalah baju terusan berbunga dengan bahan ketat dan tanpa lengan alias bagian ketiak terlihat, githu lho.
Oke, please, nurani…bisikku, tetaplah husnudzon, anggaplah memang orang-orang kafir sekitar sini kebetulan memang tak pernah melihat muslimah, tak punya uang untuk jalan-jalan sampai bisa mengunjungi Indonesia dan negara bersiram mentari lainnya. Namun bukan itu yang membuatku kesal, hari ini sudah hampir sore dan diriku belum makan siang padahal sedang hamil tujuh bulan, dan ingin bergegas mampir membeli roti di kedai, namun aduuuh, tiba-tiba selangkah sebelum memasuki kedai, ada dua petugas berbaju ‘sok sexy’ (yang perempuan) dan ‘sok macho’ (yang laki-laki) mendekatiku, dengan memandangku curiga mereka bermaksud memeriksa kartu identitasku. Sedih juga, Ya Robbi, rezeki makan siangku dan anak-anak tertunda lama, bisik hatiku lagi.
Beberapa kali suamiku mengingatkan, “Tetap ceria, donk sayang… kan udah lama di luar negeri, udah tau lah kamu banyak hal seperti ini. Kadang-kadang memang nyebelin kalau di kota kecil macam Krakow saat berjumpa petugas imigrasi yang memeriksa, system ngeceknya masih manual, yah mengganggu jadwal waktu aktivitas orang lain, namun kan tetap ada sisi baiknya, mereka meriksanya resmi dan gak pakai cara-cara minta uang rokok kayak di negeri antah berantah, hehehe, apalagi sekarang kan makin banyak petugas yang jadi kenal kamu, bahwa ada seorang muslimah Indonesia dan yang paling sering beredarnya di wilayah old town sini…”, hibur pangeran hatiku tersebut.
Sipitnya mataku memang dengan mudah dikenali, ciri paling berbeda dengan orang lokal sini. Tambah lagi, dua hari lalu aku jatuh terpeleset, lebam-lebam di tubuhku termasuk bagian muka di kelopak mata kananku. Si dua petugas itu terlihat makin curiga, lekat-lekat menatapku, apalagi di lembar-lembar passport dan kartu identitasku memang tak ada foto yang menampakkan rambut dan telinga (seperti aturan kuno biasanya), semua pas foto yang terpasang selalu kelihatan muka doang. Setelah mendengar pembicaraan mereka dengan bahasa Polish tentang kecurigaan kepada umat muslim (yang merupakan saudara-saudariku, yang difitnah sebagai teroris dalam media-media barat), apalagi system kuno mereka dalam mengkonfirmasi kartu identitas harus menanti lebih dari 30 menit—menelepon ke sana-sini, maka keramahan memudar dari wajahku. Sosok kafirin di hadapanku itu adalah contoh nyata kaum yang melakukan diskriminasi, terutama terhadap busana kaum muslimah.
Seraya mengingat-ingat, sister kita di sebuah kota kecil, di Amerika, pernah pula akhirnya memutuskan untuk membuka hijabnya, atas izin suaminya, (astaghfirrulloh…) sebab ada tekanan lahir bathin yang teramat keras dari kaum kafir sekitar mereka, akhirnya setelah ribuan kali berpikir ulang, maka dilepasnyalah identitas kemuslimahannya tersebut. Yah, sebetulnya itulah tujuan kaum islamofobia atau sosok-sosok yang memerangi umat Islam lainnya, sasaran paling mujarab adalah para muslimah berhijab, akan selalu dibuat tidak tenang, tidak nyaman, diremehkan, direndahkan, dibuat sakit hati yang dikaitkan dengan penampilan ‘menutup aurat’ tersebut, agar sikap istiqomah menjadi goyah, agar mau bertekuk lutut di hadapan mereka. Agar mau sama hinanya dengan penampilan mengumbar aurat yang mereka katakan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tinggi, ‘explore penampilan’ se-eksotik mungkin. Naudzubillahi minzaliik.
Dan di era yang makin maju ini, ternyata tetap banyak muslimah yang tertipu daya, tak sadar akan tingginya kemuliaan diri dalam Islam, sehingga tak menyadari pula saat terbawa oleh buaian manis ‘kesuksesan berkarir’ yang dielu-elukan sebagai kampanye para pengikut setan tersebut, antara lain kesuksesan wanita mereka ukur dari keahlian menggoda pria, tampilan zahir menonjol dan lekuk-lekuk yang harus dipertontonkan, kecantikan fisik menjadi kriteria utama, kesempurnaan dandanan dengan kosmetika bermerk terkenal, perawatan kuku dan mewarnainya sesuai warna busana (kalau di Krakow, nenek-nenek pun hobi mewarnai kuku, juga pakai glitter lho…) dan sejenis itu, bahkan ada acara televisi (di Eropa ini), yang mana acara tersebut adalah wanita-wanita dan lelaki yang telanjang, dan dinilai oleh jurinya “siapakah yang paling bagus bentuk tubuhnya?” dan siapakah yang punya tubuh paling menggoda? (Waktu itu saya sedang mencoba lihat channel-channel televisi ketika baru pindah, dan seumur hidup, baru kali ini Saya melihat wajah-wajah paling bodoh memproduksi acara tak bermutu seperti itu). Yang saya lihat adalah saat acara hampir berakhir dan juri memutuskan pemenangnya, yang kalah malah jejeritan menangis, kata si wanita yang menangis itu, karena perutnya kurang rata, makanya dia sedih sekali ketika kalah. Astaghfirrulloh!
Jelas saya sangat bersyukur, kita muslimah memang berbeda dengan mereka, Allah ta’ala mengucuri hidayahNYA, mengalirkan kecerdasan kepada kita, melimpahi hikmah dan ilmu-Nya setiap waktu, walaupun terkadang kadar keimanan kita sedang goyah atau turun, Allah SWT tetap menjaga dan melindungi kita, mendidik karakter jiwa ini, dan dengan segala skenarioNya, kita dibimbing umtuk selalu optimis dan bersyukur. Karena dunia ini cuma tempat singgah sesaat saja.
Kembali pada peristiwa sore itu. Benar-benar menyakitkan hati, detik itu perutku lapar sekali, (jadi teringat ada teman India pernah bercerita, tiba-tiba diperiksa saat kebelet pipis mau masuk WC umum di mall, terbayang khan bagaimana sulitnya menahan pipis selama satu jam?!), kesabaran diuji kembali, hampir sejam dicek-cek si kartu identitas itu. Mereka cuek saja melihat bayiku yang sudah bosan dan mulai rewel, hingga akhirnya suamiku membawakan sebungkus kentang goreng agar saya bisa menunggui pemeriksaan itu sambil mengganjal perut. Alhamdulillah, masih ada sosok-sosok pangeran di sampingku yang terus menghibur, kegiatan menanti sejam itu kami isi dengan do’a-do’a, kami untai beragam kata dengan percaya diri, bahwa Allah ta’ala pasti membalas kezhaliman mereka.
Terkenang akan kebersamaan dengan saudara-saudari seiman, dalam tautan aqidah yang sama, kita tidak pernah dibedakan berdasarkan karakteristik suku, antar golongan, jenis kelamin, atau ras. Kita diajarkan untuk menghargai sesama manusia, menjaga hubungan dengan Allah ta’ala serta hubungan dengan setiap insan, beraktivitas sehari-hari dengan diniatkan beramal shalih. Subhanalloh, alangkah indah semuanya dalam rambu-rambu agamaMU, ya Allah.
Bahkan tentang perbedaan bentuk fisik yang diciptakanNYA, Allah ta’ala mengungkapkan, “Wahai manusia! sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)
Ada hal lain lagi, yang paling gemar dibicarakan kaum wanita tentang penampilan fisik, dikampanyekan ‘harus’ memamerkan rambut indah, kulit putih bersinar dan bentuk tubuh berkelok-kelok alias mempertontonkan lekuk-lekuk jasmani buat “cuci mata” para lawan jenis di sekitarnya. Bahkan yang sudah menutup aurat pun, masih tergoda untuk dielu-elukan sebagai sosok yang modis dan seksi dengan tetap berpakaian ‘islami’. Duhai saudaraku, tercengang diri ini melihat produk-produk ‘kecantikan semu’ yang ditawarkan media barat untukmu. Bayangkan, tak hanya produk bedak berjenis warna, ada pemutih kulit, ada penyedot lemak, ada pula produk bulu mata palsu dan berbagai jenis lensa kontak supaya tampilan mata tidak terlalu sipit atau tak terlalu besar. Ada produk untuk menambahi pembesaran buah dada bahkan untuk menipu diri di alat vital alias produk ‘kembali perawan’, astaghfirrulloh.
Sudah puluhan kali sahabat lama yang berjumpa saat on-line bertanya padaku, “Pakai produk perawatan apa sih, jeng…? Tampaknya tambah putih aja kamu yah, nitip donk produknya kalo’ mudik…”, dan kalimat lain sejenis itu. Lhooo, kalian lupakah bahwa kulit putih ini malah membuatku dibeda-bedakan oleh pak guru, aku diawasi ketat saat upacara bendera semasa sekolah gara-gara pak guru tersayang itu ketakutan kalau aku pingsan, lupakah akan hal itu? Lupakah kalian kalau pigmen kulit yang sangat pucat ini malah merupakan tanda daya tahan tubuh yang kurang kuat? Dan bahkan si kulit putih malah lebih cepat imbas bertotol coklat tatkala terserang sinar UV mentari dari pada yang berkulit gelap. Serta kumpulan minyaknya malah makin lebih kentara dibandingkan si kulit gelap. Jawabanku selalu sama, duhai saudari-saudariku nan sholihat, menutup aurat dan bersiram air wudhu adalah “kosmetika alami” sepanjang zaman, insya Allah.
Apalagi sudah ada kisah teman dekat yang nyaris diperkosa gara-gara tersibak betis putihnya di bus antar-kota yang ditumpangi. Juga makin majunya tekhnologi dan tuntutan modernisasi, para wanita berkulit putih makin memoles diri agar kecantikan fisik dieksploitasi sebesar-besarnya, semua lekukan tubuh ditonjolkan dengan maksud menggoda iman, juga dengan niat menipu serta berbuat kejahatan lain. Maka yang berkulit gelap pun jadi tak mau kalah, warna-warna bedak makin beragam dan polesan merata di wajah serta tubuh agar setidaknya tampak ‘imut si hitam manis’, plus bersandang gelar sexy juga. Di minggu-minggu ini, publik disodori berita-berita tentang ‘penipu-penipu cantik’, yang konon sudah sangat sukses meraup beragam harta kekayaan hasil ‘kerja haram’ tersebut.
Jangan lupa, efek-efek operasi plastik, penggunaan ragam kosmetika berbahaya dan terbakarnya kulit yang diumbar di bawah ultra-violet sudah banyak memakan korban. Tak hanya derita kanker kulit atau penyakit lainnya, namun para wanita yang ‘sukses’ memperbarui penampilan diri itu ada juga yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri, atau dibunuh saingannya, ada yang jiwanya makin terganggu hingga kehilangan ingatan, dll. Rasa syukur ternyata amat mahal harganya.
Saudara-saudariku, sipit atau tidak mata kita, putih maupun gelap kulit kita, tinggi atau pendeknya raga kita, kurus maupun gemuk badan kita, semuanya adalah kurnia Ilahi nan sempurna, jika memang tidak suka, silakan complain denganNYA kalau berani. Yang paling penting adalah tujuan hidup kita terarah, kampung akhirat menjadi cita-cita, kehalalan nafkah terpelihara. Jika bukan kita sendiri yang percaya diri dan bangga akan status kemusliman yang disandang, akan keberagaman bangsa yang ada, akan nilai ketaqwaan yang jadi penilaian sejati di hadapanNya, maka makin hancurlah generasi muda islam.
Setiap masa yang kita lewati pastilah memiliki pelajaran dan hikmah yang merupakan didikanNya. Abangku yang ilmuwan, nan tengah meneliti tentang kosmetika pernah mengingatkan bahwa tak ada kosmetika pemutih kulit kecuali campuran kimiawi berbahaya penyebab penyakit. Juga ia berujar, “Jangan tutupi penuaan yang terjadi padamu, guratan alami di kulit adalah tanda cinta Allah SWT, karena dengan sinyal itu mendudukkanmu pada tempat dan waktu yang tepat”. Kecintaan sejati dalam untaian ukhuwah islamiyah pun malah bertambah erat dengan iringan masa yang terus berlari. Menolehlah pula pada kekasih halal nan mendampingi, tatap lekat-lekat mukanya yang lelah, lihat gurat-gurat penat dan sisa keringat usai bekerja keras, bukankah engkau juga melihat sinyal cinta yang besar di matanya? Dan cinta sejati tak memandang fisik, tak berlandaskan ras, suku maupun warna kulit, ia datang dari jiwa yang bersih, kesucian nurani yang dieratkan oleh ikatan cintaNya, nan dikucuri hidayahNya dan hanya bisa dirasakan oleh hamba-hamba pilihanNya, insya Allah.
“Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazan, Allahumma inni audzubika minal ajzi wal kasal, Allahuma inni audzubika minal jubn wal bukhl, Allahumma inni audzubika min gholabatiddayni wa qohrirrijal.” Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan dan kesedihan, dari rasa lemah dan kemalasan, dari kebakhilan dan sifat pengecut, dan dari beban utang dan tekanan orang-orang (jahat).
Wallahu ‘alam bisshowab.
By : bidadari_Azzam
(bidadariazzam.blogspot.com/ @Old Town Krakow yang banyak berhala, 7 april 2011)

sumber : http://www.eramuslim.com/kisah/semua-indah-dalam-rambu-nya.htm

Betapa Dekatnya Pertolongan Allah


Hari-hari yang penuh hujan di awal musim semi. Dua minggu lebih, kami di Krakow sedang memiliki permasalahan nan kompleks, sibuk luar biasa. Selain sulitnya bergerak akibat usai terpeleset di lantai sehingga aliran darah tidak lancar dan mengharuskanku bolak-balik ke dokter, anak-anak pun sedang flu berat saat pergantian musim. Terbayanglah ribetnya urusan dalam rumah karena di awal mei, kami berencana menempati appartemen yang baru, sedangkan urusan packing di appartemen lama masih berjalan sekitar 20 persen. Dan liburan panjang dengan suhu yang masih naik-turun menyebabkan stok makanan di rumah menipis, tak ada kedai atau supermarket yang buka.
Seminggu sebelum itu sebenarnya adalah suasana yang lumayan membahagiakan bagi muslim Krakow, sebab perjuangan mewujudkan sebuah masjid di kota ini sudah memiliki titik terang. Hanya dikarenakan liburan panjang di hari yang disebut-sebut perayaan paskah bagi kebanyakan penduduk sini, maka pemasangan listrik di ruangan masjid masih tertunda. Insya Allah, di rubrik berita, hal ini akan saya infokan tersendiri.
Saya sangat terkejut atas peristiwa yang baru-baru dialami oleh kami sekeluarga ini. Sebut saja si Gabi, pemilik appartemen yang kami sewa di sini, tiba-tiba tanpa ba-bi-bu datang dan menggeledah appartemen yang kami tempati, tanpa mempedulikan rasa keberatan saya (selama ini jika kita ingin bertamu atau akan bertemu dengan teman-teman, rekan kerja, kolega dll, pastilah harus memiliki “janji waktu untuk pertemuan tsb”, sebagai tanda saling menghormati jadwal masing-masing, maka di hari itu adalah seolah saya menghadapi orang sinting). Tepat beberapa hari lalu di masa kekagetan luar biasa itu, Mama Si Gabi ‘ujug-ujug’ masuk mengatakan hanya mau melihat-lihat balkon, (namun dari balkon, dia leluasa melihat seisi rumah kami, ruang tamu dan kamar tidur, kala itu dihuni tumpukan kardus yang baru saja saya packing).
Karena ada suasana berantakan kardus-kardus tersebut, dia tunjukkan rasa emosinya, Mama Gabi marah-marah dalam bahasa Polish sambil membanting rice-cookerku, dia berteriak-teriak mengatakan bahwa percikan air bekas menanak nasi telah merusakkan dinding appartemen tersebut.
Kepada Gabi, Saya dan suami menjelaskan bahwa suatu hal yang lumrah kalau kardus-kardus menumpuk, sebab memang kami akan pindah dari situ dan sedang beres-beres. Juga, saya katakan pada Gabi, bukankah saya bisa membayar ganti rugi cat dinding (kira-kira diameter percikan air bekas rice-cooker tsb adalah sekitar 10 cm), namun rasanya si mama Gabi tidak perlu berteriak-teriak tanpa juntrungan seperti itu. Entah kenapa, sepertinya penjelasan Gabi kepada mamanya tidak dipahami dengan baik, Mama Gabi termasuk ‘mantan komunis’ yang memang punya latar belakang hidup yang kurang baik di Krakow ini. Sungguh situasi ketika itu adalah sangat konyol, berhadapan dengan orang jahil yang tidak mau dikritik atas kejahilannya. Padahal selama ini, kami selalu berprasangka baik terhadap mereka, terutama pada ketidak-ramahan si mama Gabi. Namun hari itu, dia makin menjadi-jadi, dia yang sudah berusia manula, sambil mengomel (yang saya tak paham maksudnya), lalu menghidupkan sebatang rokok dan mondar-mandir di appartemen kami dengan mengepul-ngepulkan asap rokoknya. Dan itu adalah pelanggaran hukum, tapi dengan cueknya dia tetap bersikap tak sopan. Kesimpulan yang kami tarik atas kronologis di hari itu adalah Gabi dan mamanya ini “tidak rela” kehilangan biaya sewa atas kepindahan kami, dan mereka tak rela pula mengembalikan uang deposit yang kami punya.
Selanjutnya dia banting pintu di ruang tamu hingga tiga kali seraya berteriak kencang meminta uang untuk merenovasi appartemen! Duh, Innalillahi wa inna ilaihi roji’uun...Duhai Robbi, apakah dosa kami hingga perlakuan orang di depan mata ini sebegitu zalimnya? Dan yang paling lucu, memangnya kami ini ‘siapanya dia’, kok dimintai uang buat renovasi appartemennya? (kondisi appartemen lama yang biasa kami tempati itu adalah sangat cantik, bagus, rapi dan terbiasa kami rawat dengan baik selaku penyewa. Namun Mama Gabi tidak suka dengan rusaknya cat dinding 10 cm tadi, akibat percikan air rice-cooker yang saya ceritakan di atas). Logiskah gara-gara 10 cm cat dinding, tapi minta renovasi semua isi apartemen? Hmmm, dan banyak lagi prilaku dan ucapan Gabi dan mamanya yang membuatku terkejut dengan perasaan campur-aduk yang amat sangat, mereka berkata kasar, ucapan yang kotor, juga melanggar perjanjian-perjanjian selama ini, hal ini insya Allah detailnya akan saya kisahkan di momen kisah selanjutnya, sebagai contoh nyata kita harus ekstra-waspada dalam berbisnis dengan orang yang tidak mengenal Tuhan.
Sungguh efek yang luar biasa terhadap kesehatanku yang saat ini berada hampir di penghujung kehamilan. Sepulangnya mereka dengan mengumbar “notes” sepihak, saya muntah-muntah, tak ada makanan yang bisa masuk hingga beberapa hari, mulailah terganggu saluran pencernaanku, mungkin karena bercampur bau-bauan dari aroma rokok dan bahan kimia yang digunakan untuk bersih-bersih ruangan, mungkin pula akibat pengaruh psikologis yang mengharuskanku menelan pil kesabaran dengan penambahan dosis agar tak ikut tersulut emosi.
Dua hari kemudian, seluruh barang sudah kami packing, siap berpindah appartemen dengan jadwal lebih cepat, dan Gabi yang tadinya berminat menipu mentah-mentah dengan menyodorkan surat permintaan renovasi berbahasa Polish, yang salah satu point-nya adalah uang yang dimintanya hingga puluhan juta rupiah, ternyata harus sedikit “mengalah”. Dua orang teman Poland yang merupakan rekan kerja suamiku ikut datang dan berdebat hebat dengannya. Mereka menerjemahkan semua kalimat dalam surat itu yang kenyataannya memang “Gabi mau untung sendiri”. Jujur saja, ini pengalaman pertamaku bertemu seorang wanita penipu sadis di luar negeri, yang betapa kagetnya diriku, semua kalimat dan perjanjian yang ada ternyata ia langgar. Yang tetap ngotot meskipun sudah “kalah argumen” dengan teman-teman Poland sendiri. Hingga teman Poland kami itu memang berkata, “Janganlah kalian membenci ke semua orang Poland, hanya gara-gara wanita sinting yang satu ini... dia ini benar-benar bodoh dan sombong, kalau orang bodoh, tapi masih mau menerima kebenaran, pasti masih ada jalan atas suatu masalah. Tapi jika sudah sombong, yah... lebih baik cepat-cepat menjauh deh...buang-buang energi berurusan dengannya...”, saya dan suami memandang anak-anak yang tampak lelah. Kami pun teringat, bahwa mencintai atau membenci sesuatu memang harus selalu dikarenakan Allah ta’ala. Adalah suatu kesalahan kami, mempercayai seseorang yang memang tidak mengenal Sang Pencipta, astaghfirrulloh...
Di malam kepindahan dadakan itu usai “selesainya” urusan dengan Gabi, yang mana ia akhirnya telah ‘merampok’ uang sekitar 1000 Euro dari kami, sungguh terasa pertolongan Allah SWT buat kami. Teman-teman membantu suamiku memindahkan barang-barang ke rumah seorang teman muslim (karena jadwal pindah ke appartemen baru, masih dua hari kemudian). Satu teman wanita mengantarkan saya dan anak-anak ke hotel terdekat, hotel kecil yang dekat dengan kantor suami. Seusai menemani anak-anak tidur, barulah saya “mengadu” kembali pada-Nya, alangkah nikmatnya curhat pada Ilahi Robbi. Tadinya dalam hatiku, masalah ini memang harus diajukan ke pengadilan, agar tak ada lagi korban-korban penipuan si gabi dan mamanya, khususnya bagi para perantau di Krakow. Namun, kekasihku mengingatkan bahwa kami harus konsentrasi menyambut sang mujahid yang telah dinanti dua abangnya ini. Memang uang sejumlah kerugian itu cukup besar nominalnya buat kami, apalagi jumlah itu malah cukup untuk memasang listrik dan pipa air di masjid Krakow, namun beginilah suatu jalan perjuangan, tak cuma mengukir cinta dan senyum semangat, juga harus terus-menerus meningkatkan dosis pil kesabaran, menanamkan azzam untuk terus sabar dan ikhlas meskipun menemui kepahitan dan segala rasa sakit.
Terima kasih duhai sahabat yang mengirimkan pesan padaku, “Ummi... bagaimana kabarmu hari ini? Saya rindu pada tulisanmu, ummi... tentang hari-hari yang dijalani harus selalu disambut dengan sikap optimis, itu sangat memotivasi saya...”, juga pesan lainnya bernada sama, “Sungguh kita diuji oleh-NYA setiap waktu, dan Allah ta’ala tidak akan membebankan seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Saya termotivasi akan tulisan ummi”. Justru cambuk motivasi tersebut memang masih terus-menerus berproses, tak ada hamba-Nya yang hidup tanpa onak dan duri ujian. Sesungguhnya, saya pun masih amat terseok-seok mempelajari makna hidup tentang kesabaran dan keikhlasan.
Detik terkejutnya saya adalah keesokan harinya setelah check-out dari hotel, pertama, saya peluk sahabat, sister Yasmin, di appartementnya kami makan siang bersama. Dan itu adalah keajaiban : selera makan saya perlahan pulih, sudah seminggu saya tidak bisa makan apa-apa alias muntah melulu. Subhanalloh... Yasmin mendengarkan dengan empati tentang hal yang kami alami. Lalu Yasmin bercerita bahwa rezeki roti yang kami makan hari itu adalah bagaikan mukjjizat-NYA. Yasmin (yang juga sedang hamil) sudah lama kangen juga ingin membuat roti tersebut, namun hampir dua bulan ini alat pemanggangnya rusak, tukang reparasi sudah mengecek namun belum bisa memperbaiki. Tak disangka, pagi itu, saat Yasmin sudah mengetahui kepindahan dadakanku dan kami terpaksa tinggal di hotel beberapa hari, maka Yasmin bilang kepadaku untuk makan siang di rumahnya saja, dan entahlah, tiba-tiba ia hidupkan pemanggang roti, dan pemanggangnya menyala seperti biasa, Allahu Akbar! Roti buatannya memang sangat disukai anak-anakku. Ya Allah, terima kasih atas ukhuwah dan segala kucuran rezeki-Mu Yang Maha Luas.
Sorenya, Yasmin membekaliku makan malam, lalu saya dan anak-anak berpamitan, berjumpa suamiku (yang baru pulang kantor) di appartemen yang baru. Si owner memang tampak jauh berbeda dengan Gabi, mulai dari gaya bicara, cara bersikap dengan anak-anak, juga tentang pengetahuannya, salah satu hal adalah owner atau land-lord yang baru memiliki teman-teman muslim, ia bekerja di negara lain. Dan dengan terburu-buru ia meminta maaf bahwa kami harus bersih-bersih appartemen dulu saat itu, sebab dia belum sempat membersihkannya, ia harus segera kembali ke negeri tempatnya merantau, ia memiliki dua putra yang masih bayi, sehingga memang tak bisa berlama-lama di Krakow. Saya jelaskan bahwa ‘mood’ saya sedang buruk, ada banyak hal yang harus saya komplain se-detail-detailnya mengingat jangan sampai peristiwa penipuan Gabi terulang kembali. Ternyata si owner yang baru ini memaklumi sikap saya, ia uraikan bahwa selaku pemilik appartemen yang juga seorang ibu, dengan jelas apa-apa saja ia pasti memaklumi kerusakan-kerusakan kecil di dalam appartemennya, ia tunjukkan beberapa lemari dapur yang sudah rusak, karena penyewa sebelumnya memiliki anak-anak pula. Ada coretan di dinding oleh anak si penyewa yang lama, dan sebagainya. Pikirku, anak-anakku tak ada kebiasaan mencoret-coret dinding atau merusakkan lemari, appartemen yang lama sangatlah bagus kondisinya saat ditinggalkan oleh kami, rapi dan siap “langsung ditempati penyewa baru”, namun yang membedakan adalah ‘mind-set’ pemiliknya, yah namanya juga Gabi sudah berniat menipu dan merampok, suatu hal yang harus kami syukuri bahwa latar belakang penipu itu memanglah kaum yang kafir.
Malam itu kami sekeluarga kembali bergotong-royong beres-beres apartemen yang baru, tak ada bantuan cleaning-service, karena memang masih libur panjang. Keterkejutan saya yang kedua adalah saat ternyata tenaga ini memang masih sangat banyak, malam itu kami bereskan dua ruangan, lalu bisa tidur dengan tenang setelah menyantap buah-buahan pemberian owner dan bekal dari Yasmin tadi. Subhanalloh, si owner yang baru benar-benar berpikiran sama dengan saya, ia memikirkan hal kecil seperti buah-buahan tersebut, ia sediakan buat makan malam kami.
Teringat ayat-NYA nan indah, yang selalu memotivasi untuk ekstra dan ekstra bersabar, dalam QS. Al-Baqoroh ayat 214, “...'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." Masihkah saudara-saudari mengingat kisah yang saya tulis tentang “optimis : kehilangan bermakna tambah rezeki”? Dan lagi-lagi hal itu terjadi, paginya ketika kondisiku mulai pulih, alangkah senangnya bisa berselera makan lagi, ada email yang kami terima. Email tentang pengembalian dana pajak untukku sebagai istri pekerja, yang jumlahnya malah tiga kali lipat dari jumlah nominal “uang yang dirampas” si Gabi. Allahu Akbar! Allah Maha Kaya. Kuelus-elus kembali bayi mungil di rahim ini yang sudah mulai berkontraksi kecil sesekali, “Ananda... kamu sungguh perkasa, kita baru saja melewati tangga terjal nan luar biasa menyakitkan, dan sekarang Allah ta’ala memberikan kejutan yang cepat dan tak terduga, rezeki-NYA memang selalu tercurah, nak...” Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Wallohu ‘alam bisshowab, semoga tetap optimis.
(bidadari_Azzam, @Krakow, malam 3 mei 2011)

sumber : http://www.eramuslim.com/kisah/betapa-dekatnya-pertolongan-allah.htm

Mujahid Muda Bertameng Al-Qur’an


Entah mengapa, aku benci mereka, mungkin karena kedua adik perempuanku mereka siksa dan bunuh secara keji di desa kami. Atau mungkin karena ayahku mereka siksa dan tangkap bertahun-tahun lalu di desa kami. Atau yang paling memungkinkan, karena mereka membantai seluruh ibu-ibu di desa kami, termasuk ibuku! Intinya aku membenci mereka dengan sejuta alasanku.
Merekalah yang selama ini senang akan segala penderitaan kami, merekalah yang selalu mencari-cari alasan untuk menyiksa, membunuh, memperkosa, atau merampas barang-barang kami. Mereka itulah Kaum yang telah Allah kutuk dan murkai. Mereka Yahudi! Dan dengan segala sifat dan keburukan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Kini aku akan membalas, aku dan dua kawanku akan membalas perbuatan mereka.
Kami berencana melakukan suatu hal yang pasti akan membuat setidaknya kesal salah seorang tentara laknat itu, kami tahu, mungkin tidak akan berpengaruh banyak bagi perlawanan ini, tapi kami tahu, itulah yang mereka sangat benci dari negri kami, "Anak-anak yang sangat nakal dan kurang ajar!" itu kata mereka.
Kami tidak sembarang memilih target, kami telah memantau, menilai dan mengerjai mereka puluhan kali. Maka kami tahu sekarang, kami harus mengincar tentara berpangkat tinggi agar mendapak efek yang luar biasa besar. Tidak sulit bagi kami yang bertubuh kecil untuk bergerak tanpa terlihat. Kami bertiga telah terbiasa puasa sehingga badan kami kurus dan gesit.
Rencana kami adalah mempermalukan salah seorang perwira tentara itu dengan membakar celananya tepat di bawah tempat duduk santainya. Ia adalah Komandan resimen yang berkemah di dalam kota. Setiap pagi kerjanya hanya mengamati para perajuritnya berbaris dan berteriak menyuruh mereka membersihkan kota dari puing-puing bekas pemboman kota tersebut. Kami tahu jadwal ia duduk di kursi malasnya itu, dan kesempatan datang hari ini, bahan-bahan untuk melancarkan misi pun telah terkumpul.
Pagi ini, sebelum Sang Komandan dan pasukannya bangun, seusai sholat Subuh, kami mengendap-endap ke perkemahan kemudian meletakkan bahan-bahan di bawah kursi Sang Komandan. Lalu kami pun pergi bersembunyi. Tugaskulah untuk memastikan misi ini berjalan dengan lancar. Maka kedua kawanku, Abdullah dan Amar, segera pergi untuk sembunyi. Sementara aku sembunyi tak jauh dari kursi Komandan untuk menyulut api pada kain panjang yang kami setengah kubur di pasir yang berhubungan dengan kursi Komandan.
Setelah setengah jam menunggu, salah satu pasukan pun bangun dan mulai membangunkan seluruh tentara kecuali Komandan. Tak lama kemudian sambil berteriak dalam bahasa Ibrani Sang Komandan berteriak-teriak. Pasukan pun segera berkumpul di depan tenda Komandan dalam keadaan berbaris. Sekitar 30 jumlah mereka. Maka dengan bismillah aku memulai aksi. Menyaksikan apiku merambat dengan cepat melalui kain, jantungku berdegup keras.
Tak lama aku mendengar seseorang berteriak, tak salah lagi itu Sang Komandan pasukan. Tanpa sadar aku pun tertawa, yang sebenarnya dapat membahayakan diriku, namun aku tidak tertawa sendiri. Para pasukan resimen itu pun tertawa melihat Komandan mereka tersulut api dan melompat-lompat memegangi celananya yang hangus terbakar. Setelah api di celananya padam dalam beberapa detik. Sontak Sang Komandan berteriak dan seluruh pasukan berhenti tertawa, karena aku yang tidak mengerti bahasanya, aku tetap tertawa, sehingga seluruh pasukan dan Sang Komandan melihatku di tempat persembunyian. Sang Komandan berteriak lagi dan seluruh pasukan terlihat akan mengejarku, dengan panik aku pun segera berlari ke arah dua temanku bersembunyi. Aku berteriak, "Abdullah, Amar, Lari!"
Mereka pun segera bangkit dan berlari, tiba-tiba aku mendengar serentetan tembakan yang memekakkan telinga kecilku, lalu kulihat di depanku, kedua kakak beradik temanku itu jatuh terjerembab dengan tak kurang selusin luka tembak di punggung mereka masing-masing. Aku terpana dan berhenti berlari.
Sekali lagi aku mendengar teriakan Komandan dan suara tembakan terdengar, kali ini hanya satu tembakan. Segera kurasakan kakiku seperti terbakar, aku tertembak. Kakiku seperti patah dan lumpuh. Sakitnya tak pernah kurasakan. Aku pun terjatuh, tak lama kemudian muncul di atasku tiga bayang-bayang tentara. Salah satunya adalah Komandan yang kami sulut tadi. Mukanya merah bukan main. Ia memaksaku berdiri. Kemudian meninju perutku dengan keras. Berkali-kali. Aku sudah tak bisa berteriak, aku ingin menangis, lagi, dua temanku tewas di tangan mereka. Kali ini di depan mataku. Aku terus menerus dipukul sehingga aku pingsan.

Ketika terbangun aku berada di ruangan ini. Bersama seorang tua yang sudah lumpuh. Aku bertanya padanya, "Di mana ini?" Ia menjawab dengan senyum tulus, "Ini di rumah, karena kau tak mungkin meninggalkannya lagi, sekolah kalau kau mau belajar, dan penjara jika kau ingin menganggapnya begitu."
Aku tak mengerti kata-kata bapak tua itu, tapi aku tahu ia benar soal penjara, karena aku melihat besi-besi penghalang yang menghalangiku keluar ruangan itu. Berhari-hari aku hanya tidur dan melamun. Aku makan berdua dengan bapak tua itu, kami diberi jatah setengah potong roti basi yang harus kami bagi berdua.
Aku sudah beberapa hari tidak sholat, karena aku tidak tahu bagaimana aku harus berwudhu dengan air kami yang hanya segelas itu? Namun kulihat bapak tua itu selalu melakukan gerakan-gerakan seperti sholat dengan duduk setiap waktu sholat.
Akhirnya hari itu, setelah waktu Dzuhur yang aku tahu sudah lewat beberapa jam yang lalu, aku bertanya padanya, "Kek, bagaimana caranya sholat tanpa air?"
Ia menjawab, "bertayamumlah Nak."
"Bagaimana caranya?" aku bertanya.
Maka ia mengajariku cara-cara bertayamum dengan debu pada dinding penjara. Mulai hari itu aku pun sholat dengan bertayamum dan berjama'ah dengan kakek itu setiap waktu sholat tiba.
Setelah aku rasa sebulan aku di sel itu, seorang tentara datang dan membuka pintu sel kami. Ia menyuruhku untuk mengikutinya dengan bahasa yang aku kenal. Aku pun pergi mengikutinya. Kami pergi melalui sebuah lorong panjang yang di kanan kirinya terdapat pintu-pintu seiring aku lewat, aku mendengar teriakan dan rintihan dari balik pintu-pintu tersebut, aku merinding dan takut.
Sampailah aku pada suatu pintu di mana tentara yang membawaku itu pun berhenti. Ia memerintahkanku untuk masuk kedalam ruangan. Kemudian aku masuk dan duduk di sebuah ruangan kosong tersebut. Sang tentara berbalik keluar dan mengunci pintu tersebut. Sepuluh menit kemudian datanglah seorang tentara berwajah muram dengan tas besar dan terlihat berat membuka pintu dan duduk di kursi di depan meja di tengah-tengah ruangan itu.
Ia bertanya padaku pertanyaan dalam bahasa ibuku, "Siapa namamu Nak?"
Aku menjawab, "Umar!"
Kemudian ia bertanya lagi, "Di mana rumahmu?"
"Kalian menghancurkan rumah dan seluruh desaku dan desa tetanggaku 2 tahun yang lalu!" jawabku marah.
"Lalu kau berniat membalas itu dengan membentuk kelompok-kelompok pemuda yang menggangu tentara kami di lapangan?"
Aku berkata sambil setengah tertawa, "Huh, kalian pikir kami sebanyak itu eh? Satu-satunya kelompok yang kubentuk hanya beranggotakan tiga orang dan kalian telah membunuh dua di antaranya sebelum aku tertangkap, dan kini satu-satunya anggota yang tersisa hanyalah seorang anak muda pincang yang ada di depanmu ini."
Tentara itu marah dan menamparku dengan keras sambil berteriak, "Jangan Bohong! Katakan! Di mana teman-teman kecilmu yang brengsek itu?"
Aku hanya terdiam sambil meringis dan berzikir. Dia marah dan menendangku berkali-kali setiap tendangan aku bertakbir keras. Ia semakin marah dan melakukan itu terus menerus hingga ia lelah.
Kemudian berkata, "Mungkin besok kau mau jujur, tapi hari ini aku ambil oleh-oleh darimu agar kau ingat untuk jujur esok."
Ia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuh penjepit besar dari dalamnya, ia mendekatiku dan menarik kakiku yang lumpuh. Kemudian ia menjepit kuku ibu jari kakiku dan mulai menariknya. Karena rasa sakitnya akupun berteriak dan hampir lupa menyebut nama Allah. Aku berteriak sekeras-kerasnya karena sakitnya bukan main. Ia mencabut kuku jari kakiku dengan penjepit tersebut. Aku pun menangis.
Ia berkata, "Itulah akibatnya jika bermain-main dengan kami anak kecil!"
Kemudian ia pun pergi dan masuklah tentara yang mengantarkanku tadi dan menyuruhku untuk segera berdiri dan mengikutinya lagi. Sambil meringis menahan sakit pada ibu jari kakiku akupun berdiri dan mengikutinya pergi. Keluar ruangan dan menyusuri koridor tadi yang masih dipenuhi teriakan dan rintihan dari balik pintu-pintu di kanan kirinya.
Tentara yang membawaku ini membawaku ke sebuah sel yang lebih besar dari selku yang pertama, di dalamnya ada empat orang sedang duduk. Sang tentara menyuruhku masuk setelah membuka sel tersebut, dan segera menguncinya begitu aku masuk.
Seorang pria dan tiga orang pemuda yang kukira umurnya hanya berbeda dua tahun dari umurku sekarang. Itulah penghuni sel baruku ini. Pria yang paling tua mendekatiku dan merobek bagian lengan bajunya dan mengikatnya di ibu jari kakiku yang kukunya sudah tidak ada dan masih mengucurkan darah itu.
Ia bertanya, "Apa yang mereka tuduhkan atasmu?"
"Mereka menuduhku membuat kelompok-kelompok anak kecil yang mengganggu pasukan mereka di lapangan," jawabku lemah.
"Apakah kau melakukan itu semua?" tanyanya lagi.
Aku menjawab, "Yang kulakukan adalah bersama kedua temanku mengerjai Komandan mereka, hingga mereka membunuh kedua temanku itu".
Ia berkata, "Mereka memang selalu menuduh kita berlebihan, mereka hanya ingin menyiksa kita, lebih baik kalau kau tutup mulut dan berzikir untuk menghindari siksaan. Bacalah Al-Qur'an dalam hati agar menenangkan."
"Aku belum bisa membaca Al-Qur'an dan belum hafal banyak surat-surat pendek, ayahku ditangkap ketika aku kecil dan ibuku meninggal saat pembantaian di desa kami, aku selamat karena saat itu sedang menginap di rumah tanteku di kota," jawabku.
"Kalau begitu, belajarlah denganku dan ketiga anakku, Faiz, Zaid dan Yahya. Dan aku Musthofa," katanya.
"Kami berhasil menyelundupkan Al-Qur'an ke sini," lanjutnya lagi.
"Baiklah, aku akan belajar darimu, namaku Umar!" kataku.
Sejak itu aku sholat, makan, dan belajar Qur'an dengan ustadz Musthofa dan ketiga anaknya. Ustadz Musthofa ternyata memang seorang guru mengaji dan sudah hafal 30 juz Al-Quran di luar kepalanya. Ia pun membaca dengan lembut dan tartil. Selama beberapa bulan aku belajar bersamanya.
Hingga suatu hari setelah belajar Al-Qur'an aku bercerita tentang hari kedatanganku ke penjara ini. Dan aku bertanya pada ustadz Musthofa tentang pria tua yang satu sel denganku pertama kali, dia menjawab dengan berseri-seri, "Dia adalah guru kami semua di penjara ini, ia adalah inspirasi anak-anak muda kita, ia adalah Sheikh Ahmad Yassien, ia akhirnya dibebaskan belum lama ini, alhamdulillah."
Aku hanya menganguk-angguk tidak mengerti pengaruh pria tua itu terhadap orang-orang di penjara ini. Setahun sudah aku belajar Qur'an dengan ustadz Musthofa. Dan dari hasil didikannya akupun kini tidak terlalu banyak mengeluh dalam ruang interogasi, bahkan aku tidak menjawab apapun pertanyaan-pertanyaan palsu mereka. Biarpun mereka mencabut beberapa lagi kuku-kuku kakiku, aku pun tidak terlalu merasa sakit, karena aku tahu aku memiliki obatnya, yaitu Al-Qur'an, yang semakinku baca semakin berkurang rasa sakitku. Hingga pada suatu ketika, di ruang interogasi. Pria yang biasa menyiksaku kini menampilkan wajah senang yang luar biasa.

Aku tidak takut lagi terhadapnya, karena sudah hampir habis kuku-kuku di jari tangan maupun kakiku. Namun dia berwajah senang dan aku agak mengkhawatirkan hal itu, karena apa pun yang membuatnya senang adalah berkaitan dengan kesakitanku. Dia berkata, "Aku membawa bukti sekarang anak kecil."
"Tiga orang bukti dan saksi yang kami tangkap melakukan keusilan yang serupa dengan yang kau lakukan pada pasukan kami di lapangan."
"Mereka anak kecil, dan mereka mengaku berasal dari desa yang sama tempat kau tinggal dulu," katanya.
"Aku akan menyiksa mereka di depanmu sampai kau mengaku bahwa kaulah pemimpin mereka, atau mereka mengaku di bawah kepemimpinanmu."
Aku hanya diam. Lalu masuklah tiga anak kecil yang umurnya lebih muda sdariku sekitar 3 tahun. Mereka semua berwajah ketakutan. Sang penyiksa mengeluarkan belati dari dalam tasnya dan mendekati ketiga anak kecil tersebut. Aku hanya melihat dari kursiku dalam keadaan terikat erat.
Ia mengitari mereka satu kali dan bertanya kepada yang paling kanan, "Siapa namamu?"
Anak kecil itu dengan gemetar menjawab, "H...Hasan."
"Apakah kau mengenali kakak ini eh, Hasan?" tanya Sang penyiksa.
Hasan menjawab, "A...Aku tidak mengenalnya."
Lalu Sang penyiksa dengan marah mencengkeram rambut Hasan dan menempelkan belati pada pipinya, dan mulai mengiris pipi tersebut sambil berkata, "Berani berbohong eh?"
Hasan berteriak kesakitan. Aku miris mendengarnya namun tetap diam sambil berdoa untuk kekuatan Hasan.
Kemudian Sang penyiksa melepas Hasan setelah kedua pipinya tergores luka dalam dan mengucurkan darah. Hasan tetap menangis.
Sang penyiksa berdiri di tengah kedua anak kecil lainnya sambil mengamati mereka bergantian.
Kemudian menatapku dan berkata, "Belum mau mengaku kalau mereka anak buahmu eh? Bocah kurang ajar!"
Aku diam dan berharap ia tidak menyiksa kedua anak lainnya.
Namun harapanku pupus, ia malah semakin memperparah siksaan terhadap kedua anak lainnya, hingga hatiku miris dan tanpa sadar aku berteriak, "Berhenti!"
"Aku memang pemimpin mereka, aku yang memerintahkan mereka mengganggu pasukanmu," kataku berbohong.
Ia tertawa. "Ha ha ha, kini kau mengaku setelah melihat anak buahmu disiksa, padahal aku baru saja mulai bersenang-senang," katanya bengis.
"Tapi tidak apa, aku masih banyak waktu untuk menyiksa mereka, tapi kau, kau akan kami hukum mati besok, karena pengakuanmu ini," Sang penyiksa berkata lagi.
Lalu ia keluar dan menyuruh sorang tentara membawa kami berempat menuju sel kami dan bertemu dengan ustadz Musthofa.
Aku menceritakan segala kejadian yang berlangsung di dalam ruang interogasi dan ia berkata, "Subhanallah, kau telah ditetapkan untuk syahid demi menolong anak-anak terlantar ini Nak. Insya Allah Jannah Firdaus akan menantimu," aku hanya mengangguk dan mencari posisi untuk tidur malam itu. Sebelum tidur aku menulis memo. Lalu aku mengulang-ulang hafalanku sambil berbaring.
Pagi itu Umar bangun dan terlihat tenang sekali, seusai sholat shubuh berjama'ah, ia dan kedelapan penghuni sel yang sempit itu mengaji bergantian. Dengan hanya satu mushaf dan dengan penerangan yang sangat minim.
Sebelum matahari terbit, datang tiga orang tentara Yahudi membuka sel dan menarik Umar. Mereka membawa Umar pagi itu. Hingga siang hari, tidak ada tanda-tanda kembalinya Umar.
Salah seorang penghuni sel itu, ustadz Musthofa, bertanya kepada tukang bersih-bersih yang selalu lewat sel mereka, "Ke mana anak muda itu mereka bawa pergi?" tanyanya.
Ia menjawab, "Mereka membawanya ke tengah lapangan dan menelanjanginya dan mengikatnya di belakang kuda, sambil memacu kudanya dan yang lain menembaki kaki pemuda itu dan ia diseret dengan cara seperti itu hingga ia tewas."
Ustadz Musthofa kaget dan kemudian berkata, "Innalillahi wainnailaihi raajiuun, sungguh kejam mereka," ia memberi tahu kabar ini kepada ketiga anaknya dan kepada ketiga anak kecil di sel mereka, dan mereka pun mendoakan Umar.
Siang itu, setelah mereka sholat dan makan, ketika hendak mengaji, mereka mencium aroma yang luar biasa wangi dan semerbak di seluruh ruangan, dan terutama wangi yang keluar dari mushaf yang mereka pegang, sungguh harum baunya, sampai ustadz Musthofa berkata, "Mungkin ini adalah aroma parfum saudara kita Umar, ia telah dijemput dan dimandikan bidadari hari ini, dan aromanya tercium hingga ke mari."
Hari itu, bumi kehilangan satu lagi mujahid tangguh, mujahid bertamengkan Al-Qur'an, mujahid muda yang berani, dan seorang Hafidz.
(Senin, 22 Desember 2003, Asy-Syahid Al-Hafidz Umar al-Faroouq, 14 tahun, Penjara Nablus, Israel)
Imam Syahid
bolehjadikiamatsudahdekat.com
(Kisah ini adalah sebuah karya fiksi)

Sumber : http://www.eramuslim.com/kisah/mujahid-muda-bertameng-al-qur-an.htm

Produksi Nuklir Pakistan Bakal Melebihi Prancis


Sebuah laporan jurnal AS mengatakan Pakistan tengah memperluas program nuklirnya dengan kecepatan tinggi untuk mempertahankan posisinya di kawasan yang bermasalah tersebut.
Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan dalam majalah terkemuka AS Newsweek  menunjukkan bahwa Pakistan dengan agresif mempercepat pembangunan reaktor mereka di situs nuklir Khushab, sekitar 140 kilometer selatan Islamabad.
Pakar nuklir Amerika mengatakan Pakistan juga memperluas produksi plutonium untuk program senjata nuklir mereka.
Pakar itu juga mengklaim bahwa produksi nuklir Pakistan bahkan mungkin melebihi stok nuklir Prancis.
Eric Edelman, sekretaris pertahanan AS selama pemerintahan George W Bush, baru-baru ini mengatakan, "Anda sekarang bicara tentang Pakistan di mana negara itu bisa berpotensi melewati Perancis di beberapa titik. Itu sangatluar biasa."
Prancis menduduki peringkat keempat dalam hal tenaga nuklir di dunia dengan 290 hulu ledak nuklir.
Para pejabat Pakistan mengatakan sekitar 70.000 orang yang sekarang terlibat dalam industri nuklir negara tersebut.
Sumber Pakistan mengatakan bahwa saat ini, sekitar 2.000 orang di negara ini menyadari adanya rahasia nuklir sensitif Islamabad.
Laporan ini datang pada saat India dan Pakistan telah terkunci dalam persaingan intens sejak mereka memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1947.
India dan Pakistan kadang-kadang melakukan uji coba senjata konvensional dan tidak konvensional selama beberapa tahun terakhir.
New Delhi melakukan tes nuklir pertama pada tahun 1974, diikuti oleh lima tes lainnya pada tahun 1998. Sedangkan Islamabad melakukan enam tes nuklir pada tahun 1998.
Kedua tetangga telah menolak untuk menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi nuklir (NPT) dan perjanjian internasional lainnya yang membatasi pengembangan atau pengujian senjata nuklir. (fq/prtv)

KUIS JALAN-JALAN

http://www.indonesia.travel/quiz/index.php?fuid=1070025191

Finkelstein: Israel Khawatir Kalau Mesir Menjelma Kekuatan Serupa Turki dan Iran



Israel sangat khawatir jika Mesir paca revolusi 25 Januari akan menjelma menjadi kekuatan seperti Turki dan Iran di kawasan Timur Tengah. Demikian ungkapan Pakar Politik Timur Tengah Amerika terkemuka Dr. Norman Finkelstein sebagaimana dikutip koran Mesir Al-Ahram (17/5).
"Israel khawatir kalau Mesir akan menjadi kekuatan seperti Turki dan Iran, kekuatan yang menuntut hak dan posisinya di bawah matahari," kata Finkelstein.
Perubahan situasi politik di Mesir pasca revolusi 25 Januari lalu itu, yang terjadi dalam skala yang sangat cepat dan besar sekaligus tak terduga sebelumnya itu, dipastikan akan merubah peta dan gugusan konstelasi politik Timur Tengah.
Perubahan tersebut, kata Finkelstein, juga telah merubah berbagai rencana dan agenda Israel untuk kawasan tersebut, termasuk di antaranya rencana Israel terkait Iran dan Jalur Gaza.
Dengan terjungkalnya rezim Mubarak, Israel bisa dipastikan akan mengalami sendatan dan banyak kendala dalam menjalankan beberapa agenda politiknya di Timur Tengah. Bagaimanapun, Mesir di masa rezim Mubarak, yang berkuasa hampir 30 tahun, adalah sekutu terdekat Israel di kawasan Timur Tengah.
Pasca revolusi, para pemegang kebijakan Mesir pun diperkirakan akan meninjau ulang hubungannya dengan Israel. Salah satu tuntutan terbesar rakyat pada revolusi 25 Januari adalah "meninjau ulang" hubungan Mesir dengan Israel.
"Calon Presiden Mesir mendatang tidak mungkin memprioritaskan agenda hubungan Mesir-Israel, karena hal itu akan menuai kecaman dari pihak rakyat," kata Finkelstein.
Bagaimana pun, angin revolusi yang berembus di Mesir dan beberapa negara Arab lainnya telah merubah arah peta sejarah hubungan Arab-Israel ke arah yang masih abu-abu. (kd/ahr)

Sumber :
 http://www.eramuslim.com/berita/dunia/finkelstein-israel-khawatir-kalau-mesir-menjelma-kekuatan-serupa-turki-dan-iran.htm

Harun Yahya Kembali "Menggoyang" Prancis



Empat tahun yang lalu Prancis sempat geger, karena sekolah-sekolah di negeri itu tiba-tiba menerima kiriman buku berjudul "Atlas of Creation" yang ditulis dan diterbitkan oleh Harun Yahya, seorang penulis dan ulama asal Istanbul, Turki. Kontan, menteri pendidikan Prancis memperingatkan para guru sekolah untuk tidak menggunakan buku tersebut, karena isinya dianggap bertentangan dengan standar pendidikan di Prancis yang berbasis pada konsep sekulerisme.
Dalam buku tersebut, Harun Yahya menolak Teori Darwin, yang selama ini diyakini dan disebarkan oleh masyarakat Barat sebagai teori evolusi manusia. Penolakan terhadap Teori Darwin inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa Prancis begitu gusar dan melarang buku Harun Yahya itu digunakan di sekolah-sekolah.
Tapi Harun Yahya tetap gencar menyebarkan penolakannya terhadap Teori Darwin, yang disebutnya sebagai teori yang tidak ilmiah dan sudah runtuh. Bulan ini, tim Harun Yahya malah menggelar sejumlah konferensi tentang pandangannya itu ke tujuh kota di Prancis, termasuk di Paris.
Di sebuah sekolah muslim di utara Paris, sekitar 100 siswa tekun mendengarkan penjelasan dua orang tim Harun Yahya tentang kesalahan-kesalahan teori evolusi. Mereka mengatakan, seorang muslim selayaknya tidak menerima teori itu.
"Manusia bukan keturunan kera (menurut Teori Darwin)," kata Ali Sadun dari tim Harun Yahya, yang membuat para siswa dan siswi sekolah itu tertawa cekikikan.
"Teori evolusi Charles Darwin, adalah teori yang mengklaim berbasis ilmiah untuk mendukung atheisme. Orang yang meyakini teori evolusi itu, tidak bisa menerima keberadaan Sang Pencipta ..."
"Kehidupan bukan sebagai akibat dari proses perubahan, kehidupan adalah hasil ciptaan sebuah kekuatan yang Maha Besar, yaitu Allah," sambung Sadun.
Setelah Sadun, pembicara lainnya adalah Avni Karahisar yang membeberkan tentang "mukzizat ilmu pengetahuan dalam kitab suci Al-Quran." Ia menjelaskan pada para siswa bahwa Al-Quran sudah lebih dulu memprediksi banyak penemuan-penemuan ilmiah modern, seperti teori Bing Bang dan orbit-orbit planet.
"Teknologi yang ada sekarang membuktikan kebenaran yang sudah dikabarkan Al-Quran sejak 1.400 tahun yang lalu, dan membuktikan dengan cara yang ajaib bahwa Al-Quran adalah kalam Allah Yang Mahakuasa," tukas Karahisar.
Untuk kali ini, kementerian pendidikan Prancis tidak punya otoritas untuk membubarkan acara yang digelar tim Harun Yahya itu, karena diselenggarakan di institusi swasta. Seorang guru di sekolah Islam itu mengatakan, "Sebagai sekolah Muslim, kami beruntung memiliki orang-orang yang memberikan kita perangkat untuk perdebatan ini." Menurutnya, para praktisi pendidikan di Prancis menyebut Harun Yahya sebagai fundamentalis Islam karena pandangan-pandangannya tentang penciptaan alam semesta dan manusia. Tapi guru tersebut menilai para praktisi pendidikan itulah yang sebenarnya para fundamentalis sekuleris.
Pandangan Harun Yahya tentang penciptaan alam semesta dan penolakannya terhadap Teori "evolusi" Darwin juga mengguncang kalangan ilmuwan sekuler di seluruh dunia. Banyak ilmuwan dari Eropa, Amerika bahkan dari Turki sendiri yang menertawakan dan mencemooh Harun Yahya. Mereka menilai Harun Yahya membuat banyak kesalahan dalam argumennya. Meski situasi itu tidak menggoyahkan para pengikut "teori" Harun Yahya dan penjualan bukunya tetap laris manis. (ln/EN)

Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/harun-yahya-kembali-menggoyang-prancis.htm

10 Orang Tewas dalam Unjuk Rasa Anti Amerika di Afghanistan

Sepuluh orang tewas dan lima puluh orang lainnya mengalami luka-luka dalam aksi protes keras menentang pembunuhan dua laki-laki dan dua perempuan dalam serangan malam hari di Afghanistan utara yang dilakukan oleh pasukan NATO, seorang pejabat kesehatan setempat mengatakan.
"Tidak ada ruang lebih di rumah sakit, perawatn terhadap korban terluka dilakukan dengan seadanya," kata Hassan Baseej, kepala rumah sakit provinsi Tahar mengatakan kepada Reuters. Dia mengatakan sebagian besar korban mengalami luka tembak.
Polisi dan penduduk setempat mengatakan empat orang tewas dalam serangan oleh NATO dan pasukan Afghanistan pada Selasa malam adalah warga sipil, namun NATO mengatakan yang tewas adalah pemberontak bersenjata.
Para pejabat Afghanistan mengatakan lebih dari 2.000 warga Afghanistan yang marah ambil bagian dalam aksi protes pada hari Rabu ini, yang kemudian berubah menjadi aksi kekerasan, seorang koresponden Press TV melaporkan.
Selama aksi protes Rabu ini di Taloqan, para demonstran membawa jasad empat korban di kota itu, sambil meneriakkan slogan-slogan anti-AS.
Para demonstran Afghanistan yang marah juga meminta pasukan asing pimpinan AS untuk meninggalkan negara Asia Selatan tersebut. (fq/reu/prtv)

sumber : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/10-orang-tewas-dalam-unjuk-rasa-anti-amerika-di-afghanistan.htm

Senin, 02 Mei 2011

FILM AYAT-AYAT CINTA vs EROTISME FILM MESIR






Besok tanggal 27 november - 7 desember 2007 kota Kairo akan diramaikan dengan "Festival Film Internasional" yang memang tiap tahun rutin dilaksanakan di Kairo ini, acara semacam ini akan selalu meriah di Kairo, karena memang Kairo itu ibarat HOLLYWOODnya Timur Tengah, film-film arab yang beredar di negeri arab kebanyakan film-film produksi Mesir, hehehehe....malah kalau bisa dibilang film mesirlah yang paling berani dalam soal "erotisme" dan "adegan-adegan hot" dalam sebuah film, saya sendiri tidak tahu kenapa hal itu terjadi, padahal disini gudangnya ulama-ulama islam, dari sinilah pergerakan islam bermula, dan dari sinilah barometer perkembangan negara-negara Arab.

Tapi semua telah melebur dalam masyarakat mesir, entah siapa yang akan menegur, film-film yang menurut saya pribadi sudah bisa dikategorikan film "hot" dengan bebas diputar di TV mesir, ini pertanda apa yah hmmmm. Wejangan para ulama-ulama besar seakan cuma angin lalu, tetap saja tiap waktu muncul film baru yang cerita dan adegannya kayaknya tidak sesuai banget sebagai ummat islam, adegan erotis dan buka-bukaan tetap saja menjadi pemuas pemirsa TV di Arab. Keberanian para artis Mesir dalam adegan-adegan film-film Mesir telah menjadikan Mesir sebagai HOLLYWOODnya Arab, kalau orang-orang sering menyebut Lebanon adalah gudangnya para penyanyi-penyanyi yang berani tampil hot dan sensual, maka Mesir adalah gudangnya para artis yang lebih berani lagi tampil erotis dengan tari perutnya, ini bukan rahasia lagi, bisa dikatakan 80% film-film Mesir menampilkan adegan-adegan erotis dalam setiap filmnya yang memang alur ceritanya tentang "hubungan", baik itu suami istri ataupun "hubungan" pacaran.

Saya yakin, misalkan film-film Mesir disiarkan di TV Negeri kita Indonesia niscaya masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim akan protes dan mendemo stasiun TV yang berani menyiarkan film "erotis" seperti itu, tapi di Mesir......itu tidak terjadi, Mesir negara sosialis dan bebas ( dalam beberapa hal tertentu ), belum lagi pemerintahannya yang memang sekuler dan tidak mau pusing dengan hal ini.

Film yang bercerita dan bertemakan sama dengan "film Ayat-ayat cinta" tidak akan kita temukan di Mesir, malah hal itu akan sangat berbahaya dalam hal politik dalam negeri, pemerintah mesir takut dengan simbol-simbol islam yang lagi marak di mesir sekarang ini, seperti penggunaan cadar yang semakin marak di mesir, ramai-raminya para pemuda belajar agama, semakin kuatnya gerakan-gerakan islam, dan adanya kelompok-kelompok yang ingin menerapkan hukum-hukum menurut al-quran dan hadist Rasulullah dan lain-lain, semua itu membuat khawatir pemerintah Mesir yang memang sekuler dan sok sosialis islami. Saya belum pernah menonton satupun film yang mendidik para pemuda di mesir ini untuk berpegang teguh dengan ajaran islam, malah sebaliknya......FILM-FILM MESIR MENGAJAK PEMUDA UNTUK PACARAN, MENJAUHI PERGERAKAN-PERGERAKAN ISLAM YANG SENGAJA DISEBUT-SEBUT SEBAGAI TERORIS, DAN SELALU SAJA MENAMPILKAN ADEGAN-ADEGAN YANG TIDAK PANTAS DILIHAT OLEH SEORANG MUSLIM.

Sebagai contoh, poster-poster film Mesir diatas, tidak ada "hal yang mendidik" yang bisa kita petik dari film-film tersebut, hanya sekedar "eksploitasi kebebasan" yang menggurita ditengah ummat islam sekarang ini hehehe....., SAYA TIDAK TAHU BAGAIMANA DENGAN FILM AYAT-AYAT CINTA, AKANKAH BERBEDA DENGAN FILM-FILM MESIR ATAU BAGAIMANA hmmmmm. Kita tunggu saja nanti reaksi masyarakat setelah menonton film AAC.

Sumber : http://abunabilziyad.blogspot.com/2007/11/film-ayat-ayat-cinta-vs-erotisme-film.html

KILAS BALIK AYAT-AYAT CINTA


Beginilah suasana kota Kairo di pagi hari, indah, sejuk dan damai. Jembatan sungai nil yang terlihat dari kejauhan itu adalah jembatan yang menghubungkan kota Kairo dengan kota Giza, oh iyya....Kairo itu adalah satu propinsi, sedangkan Giza juga satu propinsi. Sedikit aneh gitu kedengarannya, dua propinsi hanya diperantarai oleh sungai nil. Setelah kita menyeberangi sungai nil ini baik dengan kendaraan darat ataupun lewat kereta bawah tanah/metro, berarti kita telah menyeberang ke propinsi Giza, di Giza itulah tempatnya Piramid berdiri. Air sungai nil yang jernih adalah sumber air satu-satunya bagi masyarakat Kairo, semua penduduk "hidup" dari air sungai nil ini, minum, mencuci, mandi dan sebagainya semuanya memakai air sungai nil ini, dalam sebuah Hadist Rasulullah yang shahih yang pernah saya dengar dari seorang ulama paling terkenal di Mesir sekarang ini, dikatakan bahwa "sumber" dari air sungai nil itu adalah dari "surga", mungkin karena hal itulah makanya masyarakat mesir sangat menjaga sungai nil, airnya bersih dan bening. Apalagi sungai nil adalah sungai terpanjang di dunia, bermula dari negara Burundi, Ruwanda, Kenya, Zeire, Uganda, Etopia, Sudan dan berakhirnya di Mesir, tepatnya di daerah Ra'sul Barr Dumyat. Di mesirlah berakhir aliran sungai nil yang melewati 8 negara itu.
Inilah peta untuk melakukan perjalanan lewat kereta bawah tanah di Kairo, bermula dari helwan (daerah tempat tinggalnya Fahri) sampai shobra (tempat Fahri mengaji sama seorang Syeikh). Jadi rutenya itu dari ujung kota ke ujung kota Kairo yang lain. Kota kairo tidak terlalu luas kok, cuma penduduknya itu yang minta ampun banyaknya, bayangkan kota Kairo sekarang dihuni sekitar 20 juta manusia, hehehe kota Jakarta saja kalah, Jakarta cuma 10 juta penduduknya. Makanya kota Kairo adalah kota "terpadat" penduduknya dari seluruh ibu kota negara-negara Arab.
Inilah masjid Rabi'ah Adawiah Nasr City, di samping masjid ini ada "Darul munasabat" tempat Fahri dan Aishah merayakan pesta pernikahannya atau walimahnya seperti yang ada di dalam novel AAC, memang masjid ini pas di samping bundaran Rab'ah Nasr City, masjid ini selalu ramai karena tempatnya strategis sebagai tempat shalat bagi pejalan kaki ataupun supir-supir mobil yang sengaja singgah untuk shalat.
"Firoh masywi" alias "ayam panggang" Mesir, beginilah bentuknya ayam panggang di Kairo yang biasa kami makan kalo lagi ada uang, yang diceritakan di novel ayat-ayat cinta waktu fahri dan serumahnya menyantap firoh masywi ini di atas atap flat mereka hehe, aneh yah bentuknya? kayak hangus gitu deh, tapi enak loh rasanya. khas Mesir banget. Foto ini di rumahku waktu kami makan rame-rame (4 orang serumah) dengan satu paket ayam panggang. Sekarang ini harganya 15 pound mesir (Rp.25.000,-), yah sekali sepekan lah makan ayam, jangan juga tiap hari, nanti beasiswanya habis dan tidak bisa lagi ke kampus. Bagi orang Mesir satu ekor ayam itu hanya cukup untuk 2 orang saja, tapi kami orang Indonesia wah untuk serumah bisa kenyang dengan 1 ekor saja, kan perutnya beda, perut orang Mesir dua kali lipat dengan perut Indonesia loh, hahaha.
Hahaha.....ini siapa yah?? ini saya kok, lagi berpose di depan museum tahrir Kairo, di museum inilah bisa kita jumpai muminya Fir'aun, raja Mesir yang dulunya sombong banget tapi nyatanya mati juga ( rasain lo fir'aun!! ) . Sampai sekarang ini masih ada saja anak cucunya yang menirukan kesombongan Fir'aun di Mesir ini, kalau tidak percaya kesini saja, masih ada orang Mesir yang hatinya keras seperti Fir'aun. Maklum masih cucunya yang keberapaaa gituuuu.
Ini benteng Shalahuddin Al-Ayyuby kelihatan dari luarnya, ini merupakan saksi pertempuran sengit antara pasukan salibis dengan pasukan islam yang waktu itu dipimpin oleh pahlawan kita ummat islam "Shalahuddin Al-Ayyuby", benteng ini tidak terlalu jauh dengan flat tempatku, sekitar 20 menit naik angkutan umum.
Kalau ini saya.....lagi berpose di depan masjid Muhammad Aly, masjid ini berada dalam benteng Shalahuddin Al-Ayyuby, masjid ini tidak terlalu jauh dari kampus Al-Azhar, sekitar 1 kilo meter saja kayaknya, masjid inilah yang mirip dengan masjid Sulaimaniyah di kota Istambul Turki, konon karena arsiteknya orangnya sama.
Masjid Amru Bin Ash, inilah masjid yang pertama kali dibangun di Mesir, sahabat Nabi Amru Bin Ash yang membangunnya setelah membuka Mesir untuk menyebarkan agama islam ini. Jadi masjid inilah masjid tertua di Mesir.
Beginilah indahnya dalam al-azhar park, keren kan tamannya??, taman ini kelihatan jelas dari depan kampus al-azhar, jaraknya kira-kira 400 meter dari kampus, ini merupakan tempat paling indah di Kairo untuk menyaksikan pemandangan hijau, dari puncak taman ini kita bisa menyaksikan kota kairo seluruhnya karena memang taman ini terletak di bukit-bukit di depan kampus al-azhar, taman ini lumayan luas, kita akan capek kalau sampai bisa mengelilinginya dari ujung ke ujung.
Kalau ini apa yah ?? ini danau buatan yang ada di dalam Azhar Park, taman al-azhar, taman ini dekat dengan kampus al-azhar, jadi kalau pulang kuliah dan terasa suntuk, singgah saja di taman ini baring-baring sambil cerita sama teman-teman, tapi tidak gratis loh, kita harus bayar 3 pound Mesir (Rp.5000,-), lumayan mahal bagi ukuran mahasiswa Kairo yang kere dan miskin hehehe.Paling-paling punya duit kalau baru mendapat beasiswa, itu juga bertahan cuma 1 pekan, setelah itu miskin lagi deh.
Yang ini adalah jalanan untuk memasuki terminal-terminal metro / kereta bawah tanah, terowongan-terowongan ini bertebaran di tengah kota Kairo, karena memang di setiap sudut kota akan kita temui tempat semacam ini. Jangan takut, di setiap sudut terowongan itu ada polisi yang berjaga, semua akan aman terkendali.
Rel kereta ini adalah rel kereta bawah tanahnya Kairo, di setiap sudut kota Kairo akan kita jumpai banyak sekali terminal atau "mahatthah" metro bawah tanah. Dengan menaiki kereta bawah tanah ini kita dengan mudah bisa mengelilingi kota kairo, tapi yang pastinya kita tidak akan melihat apa-apa di perjalanan karena relnya melewati terowongan bawah tanah, yang akan kita saksikan cuma lampu-lampu penerang terowongan saja, gelap-gelap dikit tapi asyik.
Ketika kita ingin memasuki pusat kota kairo melewati jembatan sungai nil maka kita akan dikagetkan dengan 2 patung singa raksasa ini. Saya tidak tahu pasti apa hubungannya Mesir dengan singa, yang jelas patung ini berdiri kokoh di depan jalanan masuk jembatan sungai nil.
Beginilah rumah-rumah di kota Kairo, semua rumah di kairo rata-rata berbentuk rumah susun atau apartemen, mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang tidak ingin tinggal di asrama Al-Azhar terpaksa harus rela menyewa flat-flat seperti ini, saya sendiri tinggalnya di lantai 3. Bermacam-macam pembayaran sewa flat di Kairo, kalau tempatnya di tengah kota bisa mencapai 400 sampai 500 pound Mesir per-bulannya (Rp.850.000,-), lumayan mahal yah ?, itu biasanya dengan 3 kamar tidur, tapi kalau rumahku yang di pinggiran kota Kairo sih cuma 200 Pound Mesir saja per-bulannya. Murah meriah dan tuan rumahnya baik banget.
Kalau yang ini benteng Shalahuddin Al-Ayyuby, semua kenal kan dengan beliau ? beliaulah pahlawan kita ummat Islam yang sangat berani melawan pasukan salibis dulu, untuk lebih kenal sejarahnya silahkan baca saja sejarah tentang beliau. Tiap kali saya ke kampus pasti lewat di depan benteng ini, habis mau lewat mana lagi, jalannya cuma satu, mesti lewat depannya.
Maydan Tahrir namanya, disinilah Fahri, Aishah dan Alicia bertemu waktu mereka janjian untuk ketemu bertiga seperti yg ada di dalam novel hehehe, di tempat ini kita akan menjumpai museum tahrir tempat muminya fir'aun terbaring kaku (kacian deh lohhh firaun yang sombong,rasain!!). Disini memang ada terminal metro / kereta bawah tanah, yang bisa dijumpai ketika kita ingin mengelilingi kota Kairo lewat lorong-lorongnya. Orang-orang kadang memilih naik kereta bawah tanah, karena selain cepat juga lumayan murah, sekarang ini sekali naik kereta karcisnya cuma 1 pound Mesir (Rp.1500,-), murah kan ??
Inilah suasana sungai nil dan sekitarnya kalau malam hari, indah kata orang-orang, apalagi yang lagi bulan madu, wuuuuhhhh akan terasa indah banget kayaknya, terlebih kalau lagi malam jum'at, wahhh ramainya minta ampun, masyarakat akan membanjiri daerah ini untuk sekedar menaiki perahu-perahu kecil memutari sungai nil yang memang pas di tengah-tengah kota Kairo, biasanya untuk naik perahu-perahu itu dikenakan tarif 1 pound Mesir (Rp.1500,-) untuk sekali jalan. Murah banget, indah lagi. Kalau lagi musim libur, banyak juga mahasiswa Indonesia yang kesini menghabiskan malam bersama teman-teman serumah bagi yang belum berkeluarga. Di sekitar sini juga Kedutaan Besar Republik Indonesia berada.

Inilah Al-Azhar university tempat Fahri menuntut ilmu di Kairo, di kampus ini kita akan menjumpai mahasiswa-mahasiswa yang datang dari lebih 40 negara di belahan dunia, mulai dari Indonesia, Malaysia, India, Brunei, Thailand, China, Turki, Eropa, negara-negara pecahan Uny sovyet seperti Uzbekistan,Tajikistan, Chechnya dan lain-lain, malah ada yang datang dari Amerika. Tapi mahasiswa non Arab yang paling banyak di sini adalah mahasiswa dari Malaysia yang mencapai 6000 orang, disusul Indonesia sekitar 4000 orang, selanjutnya dari Afrika. Disini kami betul-betul merasakan indahnya perbedaan, sekalipun berbeda negara kami-kami rukun yang tentunya dengan bahasa Arab atau bahasa Mesir sebagai alat komunikasi kami semua.

Jembatan ini berdiri kokoh di atas sungai Nil yang membelah kota, namanya kornes nil. Oh iyya, rel kereta atau metro bawah tanah juga melewati sungai nil ini, jadi.... dibawah sungai nil yang mengalir ini ada lorong kereta bawah tanah yang indah dan mempesona yang menghubungkan kota Kairo dan kota Giza. Betapa tenang dan jernih air sungai nil itu. Anehnya nih, selama 5 tahun saya kuliah di Kairo dan tiap hari memakai airnya sungai nil tapi kok sampai detik ini saya belum pernah dimintai bayaran pemakaian air, atau jangan-jangan gratis yah ?, buktinya belum pernah rasanya saya membayar pemakain air selama di Kairo ini.
Nah kalau ini dari kiri : yang paling kiri Sang sutradara mas Hanung, yang kedua Sang penulis Kang Abik, yang ketiga tidak tahu siapa beliau, yang terakhir hehehe...Fedi Nuril alias Fahri di film ayat-ayat cinta. Mereka lagi berpose di dalam masjid Al-Azhar tuh, waktu mereka lagi mencari lokasi untuk syuting film AAC beberapa waktu yang lalu.
Ini perpustakaan Alexandria, sangat besar dan luas, pemandangannya juga tidak kalah indahnya. Keluar dari perpustakaan kita langsung bisa menikmati angin laut yang akan menerpa pipi kita sambil berbisik "nikmatilah angin Alexandria" .
Kalau ini kota Alexandria, pas pinggir laut, duhhh indahnya lautnya. Mahasiswa-mahasiswa Al-Azhar kalau lagi libur musim panas rata-rata liburannya di kota ini, disinilah juga Fahri dan Aishah menghabiskan masa-masa bulan madunya. Kota Alexandria terkenal bersih, berbeda sekali dengan kota Kairo yang kata orang sih....jorok dan kotor.
Nah kalau ini Cairo University di Giza, disinilah Maria kuliah. Di Cairo....., universitas inilah yang paling pavorit untuk ilmu-ilmu umum, katanya sih tidak mudah untuk masuk kuliah disini, disinilah juga terdapat Darul Ulum, tempat kuliahnya dulu Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthub, saya juga pernah belajar disini selama sebulan lebih hehehe, ingin tahu saja gimana rasanya belajar di luar Al-Azhar.
Inilah kawasan El-Zamalik, kelihatan jelas Kota Cairo dibelah oleh sungai Nil yang mengalir dari selatan ke utara, ini mirip sebuah pulau, di sinilah terdapat hotel mewah Gezira Sheraton dan El-Burg. Juga Cairo Opera House, Cairo Tower, Egyptian Civilization Musium, National Sporting Club dan Nile Aquarium and Grotto. Nah di sekitar sinilah tempat flat atau apartemen milik Aishah. Disilah mereka berdua berbulan madu hmmmm.

Sumber : http://abunabilziyad.blogspot.com/2007/11/kilas-balik-ayat-ayat-cinta.html

Osama Bin Laden Gunakan Istrinya Sebagai Tameng Manusia

 REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Pemimpin Al Qaida Osama bin Laden telah menggunakan salah satu isterinya sebagai perisai manusia, tampaknya dalam upaya untuk menyelamatkan hidupnya sendiri dalam serangan pasukan Amerika Serikat, kata seorang pejabat penting AS, Senin. "Ada keluarga di komplek itu, dan ada seorang wanita yang sebenarnya dalam kesatuan barisan yang menurut laporan digunakan sebagai tameng untuk melindungi bin Laden dari serangan yang masuk," kata pejabat antiterorisme John Brennan.
Brennan, yang menekankan dalam laporan bahwa wanita yang ditembak mati oleh Navy SEALs dalam tembak-menembak di sebuah kompleks di Abbottabad di Pakistan itu adalah satu dari empat isteri bin Laden, mengatakan pada konferensi pers di Gedung Putih: "Itu pemahaman saya".
Brennan menyatakan tidak sepenuhnya jelas "apakah bin Laden atau anak laki-lakinya atau bukan yang menempatkannya (wanita itu) di sana atau ia menempatkan dirinya di sana" atau apakah pemimpin Al Qaida itu sendiri telah menembakkan berondongan (tembakan) dalam bakutembak itu.
"Dari perspektif visual, di sini adalah bin Laden yang mengundang serangan, tinggal di sebuah kompleks senilai satu juta dolar lebih, tinggal di tempat yang jauh dari medan perang, bersembunyi di belakang wanita yang ditempatkan di depannya sebagai tameng," katanya.
Di samping wanita itu, bin Laden tewas akibat sebuah peluru ke kepalanya, dan beberapa pejabat senior AS mengatakan dua bersaudara yang diperkirakan sebagai kurirnya dan salah seorang anak laki-lakinya juga tewas dalam serangan itu.